Pencinta Bicara yang Hidup di Kampus Ruko.
Terangnya biru dan segi lima kuning penghias jubah
Hiasan yang bagi sejuta umat lebih baik dihindari
Kami justru memilih berbagai jalan
Terjerumus dalam ruko mini miliknya
Komunikasi, interaksi , jiwa, KUHP, sampai selesai
Mereka orang-orang yang wajib kami temui
Demi memanjanggkan nama
Untuk jadi menantu pujaan
Yang lain sibuk bersama tugas penat
Kami sibuk bernapas sambil bercanda
Lalu bicara
Dan akhirnya, diam "Memperhatikan" orang lain
Beruntungkah? HaHa, entahlah.
Orang bilang kami hanya buang waktu
Bertemu si Bicara di bangku yang Mahanya Siswa
Melihat kami seperti celengan babi berisi angin
Lupa kalau kami Manusia dengan plus-minus
Hancur, suram, lebih baik mengulang
Ramalan bulanan untuk kami
Diihat sama seperti sampah
Nantinya terkubur tanpa dikenang
Yang kami miliki adalah si khayalan
Hanya punya semilyar impian
Baru terbayang dari kegagalan
Berharap besok jadi kenyataan
Salahkah kami bila kami di sini?
Bodohkah kami memilih jalan ini?
Hinakah kami bila kami begini?
Ya! memang begitulah kami
Mau yang instan tanpa proses menyakitkan
Sayangnya malas untuk mengikat erat cita-cita
Tak sanggup berjuang di medan perang
Takut berdarah demi kursi di bangunan terkenalPerhatikan,
Perhatikan!
Kami punya banyak kelebihan!
Kelebihan kosa kata
kelebihan lemak
Dan tak lupa kelebihan dosa
Sesal atau teriakan hanya sia-sia
Tak'kan menyulap warna Jubah jadi kuning atau prodi jadi seorang "penolong"
Bersyukurlah yang kini jadi sahabat kami
Kerja keras dan tekun belajar
Tak lupa Doa yang selalu disampaikan padaNYA
Misi utama yang kami perbuat
'Ntuk menembak musuh di perang selanjutnya
Berjuang kan jadi patner abadi kami
Perekam suara dan kamera sebagai senjata
Kaki lah yang menjadi mobil utama
Menggerakkan kami untuk mencari kebenaran dan menyiarkannya
Jalan mana yang pasti kami temui ?
Si cantik atau si buruk rupa ?
Entah,
Hanya Tuhan yang tau
Satu hal yang pasti
Bagaimanapun kami hari ini di mata khalayak
Terlihat seperti berguna atau tidak
Kami lah yang akan kalian tunggu beritanya
Tolong, Percayalah!
Hiasan yang bagi sejuta umat lebih baik dihindari
Kami justru memilih berbagai jalan
Terjerumus dalam ruko mini miliknya
Komunikasi, interaksi , jiwa, KUHP, sampai selesai
Mereka orang-orang yang wajib kami temui
Demi memanjanggkan nama
Untuk jadi menantu pujaan
Yang lain sibuk bersama tugas penat
Kami sibuk bernapas sambil bercanda
Lalu bicara
Dan akhirnya, diam "Memperhatikan" orang lain
Beruntungkah? HaHa, entahlah.
Orang bilang kami hanya buang waktu
Bertemu si Bicara di bangku yang Mahanya Siswa
Melihat kami seperti celengan babi berisi angin
Lupa kalau kami Manusia dengan plus-minus
Hancur, suram, lebih baik mengulang
Ramalan bulanan untuk kami
Diihat sama seperti sampah
Nantinya terkubur tanpa dikenang
Yang kami miliki adalah si khayalan
Hanya punya semilyar impian
Baru terbayang dari kegagalan
Berharap besok jadi kenyataan
Salahkah kami bila kami di sini?
Bodohkah kami memilih jalan ini?
Hinakah kami bila kami begini?
Ya! memang begitulah kami
Mau yang instan tanpa proses menyakitkan
Sayangnya malas untuk mengikat erat cita-cita
Tak sanggup berjuang di medan perang
Takut berdarah demi kursi di bangunan terkenalPerhatikan,
Perhatikan!
Kami punya banyak kelebihan!
Kelebihan kosa kata
kelebihan lemak
Dan tak lupa kelebihan dosa
Sesal atau teriakan hanya sia-sia
Tak'kan menyulap warna Jubah jadi kuning atau prodi jadi seorang "penolong"
Bersyukurlah yang kini jadi sahabat kami
Kerja keras dan tekun belajar
Tak lupa Doa yang selalu disampaikan padaNYA
Misi utama yang kami perbuat
'Ntuk menembak musuh di perang selanjutnya
Berjuang kan jadi patner abadi kami
Perekam suara dan kamera sebagai senjata
Kaki lah yang menjadi mobil utama
Menggerakkan kami untuk mencari kebenaran dan menyiarkannya
Jalan mana yang pasti kami temui ?
Si cantik atau si buruk rupa ?
Entah,
Hanya Tuhan yang tau
Satu hal yang pasti
Bagaimanapun kami hari ini di mata khalayak
Kami lah yang akan kalian tunggu beritanya
Tolong, Percayalah!
Menarik
BalasHapus